PMI, Donor darah, Jual beli darah dan Hati sayah

Entah kala itu hari apa, sayah tidak tahu persis, karena lupa. Obrolan tentang donor darah yang berawal dengan baik namun berakhir dengan buruk bagi sayah. Sayah katakan berakhir dengan buruk karena ketidak tahuan sayah tentang organisasi yang sempat sayah pengen masuki, yakni PMI yang diluar akal pikiran sayah.

Entah benar atau tidak cerita dan obrolan kala itu, namun begitu dalam menggoncangkan alam pikiran sayah yang selama ini mungkin terlalu polos dengan apa yang namanya donor darah, darah, dan orang yang membutuhkan darah.

Dalam gambaran sayah yang dulu mengikuti PMR waktu SMA, darah yang di donorkan orang2 lewat PMI itu akan diberikan pada orang2 yang membutuhkan tanpa membayar sepersen pun. Kalaupun membayar paling2 hanya 10rb saja. Akan tetapi ketika sayah mendengar dari sebuah obrolan sayah bersama teman2 di sebuah kucingan yang menyebutkan harga 1 kantong darah berkisar antara 100rb-450rb/kantong, tergantung golongan darahnya, benar2 membuat hati sayah terperangah tak percaya. Tak percaya karena dalam gambaran sayah, PMI adalah organisasi yang berpedoman menolong orang seperti apa yang ada dalam PMR. Entah berapa kali sayah bertanya kepada kawan2 sayah itu tentang kebenaran info itu, hanya untuk memastikan rasa ketidakpercayaan atas apa yang sayah dengar.




Salah satu kawan sayah berusaha menenangkan sayah dengan mengatakan bahwa mungkin itu untuk biaya perawatan darah, kan katanya perlu dicuci dan lain2. Tapi kawan sayah yang lain langsung membantah hal itu.

Hati sayah bergejolak. PMI dalam gambaran sayah ternyata hanya gambaran anak SMA yang tak tahu apa2 tentang kehidupan nyata. Tak tahu bahwa darah yang sayah sumbangkan tanpa pamrih itu ternyata dijual kepada orang yang membutuhkan, dan parahnya lagi dijual dengan harga yang sangat mahal pula.
“setetes darah anda, bla...bla..bla..bla..”
Begitulah semboyan yang sering digembor2kan.
Hati sayah begitu hancur, ketika mengetahui info tentang darah yang dijual oleh PMI. Sayah yang tiap 3 bulan sekali selalu rutin donor darah, sekarang benar2 merasa kecewa.

Dengan tulisan ini sayah menyatakan bahwa PMI adalah lintah darat. Lintah darat yang menyamar sebagai organisasi kemanusiaan. Dan mulai detik ini sayah takkan donor darah lewat PMI lagi.
Mending sayah langsung ke UGD dan mencari orang yang benar2 membutuhkan darah.
Jikalau ada, para pembaca yang kebetulan termasuk orang PMI, Atau orang2 yang tahu tentang kebenaran mengenai info jual beli darah yang dilakukan PMI, maka silahkan berikan kejelasan pada sayah tentang apa yang menjadi ganjalan hati sayah. Terima kasih

16 komentar:

  1. Anonim mengatakan...:

    Terima kasih atas tulisan yang "mengusik memori lama" saia...

    Saia menemukan sebuah berita yang menarik, http://www.tribun-timur.com/read/artikel/111079/Kalla-Harap-APBN-2011-Subsidi-PMI

    Semoga bisa sedikit menjawab...

  1. Patlu itu Fahmi mengatakan...:

    terima kasih om atas infonya,,,
    praktek di lapangan sangat berbeda jauh om,,,
    kemaren kawan sayah membli darah dengan golongan A membayar uang 450rbu/kantong...

    sayah hanya heran sajah, padahal dana untuk PMI itu sekarang sudah diambilkan lewat mana aja,,,mulai dari karcis bis, karcis bioskop, karcis parkir, ampe pembayaran apapun pasti biasanya ada sumbangan untuk PMI...

    lantas masuk kemana kah uang2 tersebut?

    satu lagi,,,apakah PMI itu organisasi di bawah pemerintah om?

  1. Patlu itu Fahmi mengatakan...:

    ini ane juga ada link beberapa kasus jual beli darah


    http://www.busermetropolitan.com/index.php/berita-regional/berita-medan/79-mengungkap-jual-beli-darah.html

  1. Patlu itu Fahmi mengatakan...:

    ini ada lagi om...

    http://metro.vivanews.com/news/read/112892-pmi_usul_kenaikan_biaya_darah

  1. Anonim mengatakan...:

    seatu saia PMI adalah lembaga Independen, bukan berada di bawah pemerintah, cuma saja di awal pendiriannya memang dari perintah presiden.. silahkan lihat di profile di webnya PMI..

    Kemudian mengenai masalah jual beli darah, setelah saia lihat link yang anda berikan, saia sandingkan ulang dengan link saia yang paling atas saia menarik kesimpulan bahwa harus dibedakan antara pihak PMI dan pihak Rumah Sakit dimana dalam hal ini PMI hanya bertugas sebagai "supplier" darah dan tidak menangani masalah pendistribusiannya sampai ke bawah ..

    Saia kutip bagian artikelnya' "Dikatakan Kalla, untuk memproduksi setiap kantong darah, PMI merogoh koceknya sampai Rp 260.000 per kantong. Kantong tersebut kemudian diganti ongkosnya oleh rumah sakit pemerintah Rp 125.000 per kantong dan rumah sakit swasta Rp 250.000 per kantong"..

    Disini terlihat bahwasanya PMI dan RS adalah 2 hal yang berbeda dan bukan berada dalam satu organisasi apapun karena ada ongkos ganti dari RS. Jika PMI dan RS berada dalam satu organisasi tentunya tidak mungkin ada ongkos ganti karena biaya operasional tetap akan dijadikan satu..

    Link anda yang merujuk ke viva news tertanggal 10 Desember 2009 dan melihat ke isi beritanya yang meminta kenaikan biaya operasional maka akan menjadi rasional jika dijadikan "berita awal" untuk link saia..

    Kemudian mengenai link Buser, perlu dilihat bahwasanya disini "dugaan" penjualan dilakukan oleh pihak Rumah Sakit. Saia mencoba mereka-reka apa yang sebenarnya terjadi.. Kira-kira seperti ini..

    "Ketika salah seorang keluarga kita mengalami musibah dan membutuhkan banyak darah untuk kelangsungan nyawanya, tentunya kita akan mengeluarkan biaya berapapun (tentunya ada batas kemampuan kita disini) untuk mendapatkan darah yang sesuai. Saia melihat disini hukum permintaan dan penawaran yang berlaku, dimana kebutuhan darah tinggi sedangkan stok terbata sehingga harga jadi tinggi..

    Kita bisa mengambil contoh harga kebutuhan pokok menjelang lebaran, saat itu permintaan ayam tinggi, sehingga harga daging ayam naik, hal itu ndak berlaku bagi harga ikan, karena konsumsi ikan di hari lebaran cenderung tetap sehingga kalaupun ada kenaikan maka itu diakibatkan kemungkinan stok ikan yang berkurang (nelayan tidak melaut, cuaca buruk dll)..

    Kembali lagi ke masalah darah, di satu sisi permintaan darah naik dan di sisi lain stok darah terbatas sehingga disini RS memiliki "nilai tawar" bagi konsumen.. Kalau melihat contoh di Medan dimana ada "dugaan" pembelian 100rb per kantong dan dijual (ke temen anda) 450rb per kantong maka (bisa saja) disni penyelewengan dilakukan oleh RS karena menaikkan harga terlalu tinggi..

    Mengenai pendapat anda yang menyatakan tidak akan donor darah lagi, saia kembalikan lagi ke anda.

  1. Patlu itu Fahmi mengatakan...:

    klo saiah sech lebih baik donor langsung ajah om...
    soalnya, yang sayah baca di artikel kemaren, bahwa PMI juga mendapatkan uang dari APBN dan APBD, selain dari retribusi2 yang sering mencantumkan dana sumbangan ke PMI.

    ada juga bantuan dari luar negri.

    sayah hanya miris ketika yang sedang membutuhkan darah itu orang yang tidak punya dan tidak mampu membayar biaya tersebut.

    sampai saat ini juga yang sayah tahu PMI adalah organisasi kemanusiaan.

    tapi paling tidak, sekarang sayah tahu kenapa orang harus membayar untuk mendapatkan sekantong darah yang orang lain sumbangkan.

    tapi terima kasih om c-tonx...

  1. Anonim mengatakan...:

    Donor langsung seperti apa? saia kurang tahu maksudnya, apakah ketika salah seorang kenalan membutuhkan atau bagaimana?? mohon dijelaskan..

    Terima kasih kembali untuk tulisan yang "mengusik" pemahaman lama..

  1. Patlu itu Fahmi mengatakan...:

    iya om,,,seperti itu,,,
    yang jelas tiap 3 bulan sekali sayah akan donor, entah itu ke orang yang membutuhkan lewat rumah sakit.

  1. Anonim mengatakan...:

    dijual.... dijuaaal... yaaa di juaaal.. masih segar 1 kantong darah dijual

  1. Anonim mengatakan...:

    gimana kalo orang miskin yang butuh??apa ga ada subsidi??pdhal pmi dpt retribusi dr mana aja loh,kemarin saya belanja di indomaret aja,kembalian rp.700 disumbangkan ke pmi..gmna ney??ga usah alasan biaya perawatan dan segala macem lantas mematok harga darah tanpa mlhat kmampuan orng lain...kasihan yg ga mampu.

  1. Bolkiah mengatakan...:

    Saya tadi melihat beita di TV,orang miskin tidak bisa mendapatkan darah yg diinginkan sebelum membayar biaya rumah sakit. Mengapa donor darah diperjualbelikan sementara kita memberikannya secara cuma-cuma?? FAAKK!!

  1. Unknown mengatakan...:

    Kenapa bs semahal itu? Apa memang biaya perawatan yg tinggi utk memastikan darah yg sdh didonorkan itu tetap dlm kondisi baik? Atau memang ada komersialisasi thd hal ini? Miris dengarnya padahal darah didonorkan secara gratis. Dimana jiwa sosial lembaga PMI jika memang ada komersialisasi?

  1. Unknown mengatakan...:

    sya mau donor darah tapi saya gak tau dimana tempat donor y pmi tolong di kasih tau y ini nomer sya 089505104416

  1. Unknown mengatakan...:

    Saya mau jual gol darah A. Wa ke 085773890356

  1. Anonim mengatakan...:

    Saya mau jual Darah saya, Goldar saya B...Yg minat TLP/sms: 085959196546

  1. andreakbar mengatakan...:

    saya mau jual darah saya , Golongan darah = 0 +
    Minat, WA = 083874176454

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda di kotak ini. Terima kasih atas kunjungan dan jejaknya.

Related Posts with Thumbnails

Komentar paling Anyar

Search


Kata Mutiara

"Hiduplah sesuka hatimu, bukan sesuka nafsumu."

Empoenya Rumah

Foto saya
Ga ada yang sempurna... Akupun masih jauh dari sempurna... Aku hanya manusia biasa yang juga mempunyai ego, amarah, keinginan, kesalahan,,,dan nafsu...

Penunjuk waktu

Followers

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

KotaK saling SAPA

Name :
Web URL :
Message :

jumlah pengintip blog