Bangga dan malu saya

NIKE, ADIDAS dan LEA JEANS. Mungkin anda punya barang dengan merk tersebut atau setidaknya anda pernah mendengar nama2 tersebut. Barang-barang dengan branded luar negeri itu sudah begitu membumi di Negara saya. Bahkan di Negara saya, kalau seseorang memakai barang2 dengan branded luar negeri, membuat mereka jadi lebih percaya diri. Seperti layaknya susuk kecantikan yang sangat terkenal di Negara saya.

Dua hari yang lalu ketika saya menghabiskan malam saya bersama mas fandy dan bapak kos saya, sekedar njagong atau ngobrol demi melihat pertandingan sepakbola liga champions antara Ac Milan Vs Man united, saya mendapat cerita tentang barang2 dengan branded luar negeri tersebut. Sebuah cerita yang membuat saya bangga sekaligus malu terhadap diri saya dan Negara saya. Obralan tentang hal itu membuat saya memaksakan mata dan telinga saya untuk kosentrasi dan fokus agar tidak ada satu pun informasi yang terlewat.



Bangga karena ternyata barang2 bermerk tersebut juga dibuat di Negara saya. Bahkan produk2 luar negeri khususnya sepatu dan tekstil buatan Negara saya ini menempati posisi atas. “grid A” kata mas fandy yang kebetulan punya seorang temen yang bekerja sebagai penyalur komoditi tekstil keluar negeri. Wow, betapa bangganya saya ketika mendengar hal tersebut. ternyata barang2 buatan Negara saya itu kualitas nomor satu, bahkan boleh di bilang paling mahal untuk jenis sepatu NIKE. Ya, NIKE buatan Negara saya adalah yang paling mahal. Saya benar2 bangga ketika ternyata banyak barang2 yang di jual di luar negeri juga banyak yang buatan Negara saya. Terutama tekstil dan sepatu.

Tapi di sisi lain, ada perasaan malu pula dalam diri saya. Tapi saya bukan malu terhadap Negara saya. Malu saya ini saya tujukan kepada diri saya sendiri dan orang2 yang di Negara saya yang masih punya pikiran bahwa barang2 luar negeri itu mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan Negara saya sendiri. Saya malu terhadap diri sendiri karena saya sering pula membeli sepatu branded luar negeri juga. Dan payahnya lagi, saya membeli sepatu itu bukan hanya karena kualitas dari sepatu itu tapi juga rasa gengsi yang ada pada diri saya. Penyakit gengsi memang sangat populer di Negara saya.

Masyarakat kelas atas di Negara saya, berbondong2 ke luar negeri hanya untuk berbelanja kebutuhan mereka akan sandang. Kebanggaan mereka memakai barang2 luar negeri itu mungkin hampir sama dengan saya yang tak lebih dari sekedar penyakit gengsi semata. ketakutan atas cemoohan yang akan mereka terima dari kalangan pergaulan menjadikan penyakit gengsi tumbuh sangat subur.
Terima kasih bapak kos, terima kasih mas fandy untuk obrolannya.


best regard

PaTLu itu Fahmi

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda di kotak ini. Terima kasih atas kunjungan dan jejaknya.

Related Posts with Thumbnails

Komentar paling Anyar

Search


Kata Mutiara

"Hiduplah sesuka hatimu, bukan sesuka nafsumu."

Empoenya Rumah

Foto saya
Ga ada yang sempurna... Akupun masih jauh dari sempurna... Aku hanya manusia biasa yang juga mempunyai ego, amarah, keinginan, kesalahan,,,dan nafsu...

Penunjuk waktu

Followers

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

KotaK saling SAPA

Name :
Web URL :
Message :

jumlah pengintip blog