catatan dari sebuah catatan

Pagi ini saya membuka facebook lewat hp kesayangan saya. Ada satu notification. Lalu saya buka notification itu, yang kemudian saya tahu isinya adalah pemberitahuan bahwa nama saya di tandai dalam sebuah catatan yang di buat oleh pak faisal, kawan saya yang sering menelurkan ide atau gagasannya dalam catatan2 di facebook.

“Isi otak kacang polongku” begitulah judul yang terpampang di catatan kawan saya itu dengan di sertai foto yang terlihat seperti lambang apa gitu, saya juga tak begitu ngerti. Saya baca dengan seksama catatan kawan saya ini. Owh, ternyata tentang kasus gayus tambunan. Sebenarnya saya juga kemaren sudah membuat catatan yang mencatut nama gayus tambunan. Namun saya tidak menyoroti kasus tersebut secara detail dan dalam. Hanya sebagai awalan untuk sebuah pesan yang ingin saya sampaikan.



Isi catatan kawan saya ini, begitu menggelitik. Seolah2 terlihat seperti bentuk protes terhadap pemberitaan yang begitu wah dari kasus ini. Mungkin karena kawan saya ini bekerja di Ditjen pajak. Hehehehehe

Dicantumkan pula grup facebook pro dan kontra terhadap kasus ini. Diakhir tulisan diberi sedikit guyonan atau dabosan yang mengatakan bahwa bayarlah pajak karena itu adalah sumber gajiku.

Ada pula kesan bahwa penyebab adanya makelar pajak ini adalah para wajib pajak itu sendiri yang mencoba bermain nakal dan merayu orang2 pajak untuk mengakali nominal. Saya juga tidak menyangkal bahwa hal ini adalah dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Atau saya lebih suka menyebutnya dengan penyakit sebab akibat. Saya mengerti apabila ada komentar atau gagasan atau pendapat bahwa “ jika para wajib pajak itu berlaku jujur tak akan ada para makelar pajak”. Semua itu tergantung para wajib pajak.

Tapi bagi saya, pemikiran itu malah harus dibalik. Jika para pegawai pajak itu berlaku jujur dan menjunjung tinggi kebenaran serta keadilan, maka berapapun banyaknya, para wajib pajak yang mencoba merayu dan berbuat nakal, tidak akan menjadi masalah bukan. Karena masih menurut saya, segala keputusan tetaplah di tangan pegawai pajak itu sendiri. Tapi saya juga tidak menyalahkan orang2 pegawai pajak. Karena saya tahu yang namanya manusia itu penuh khilaf dan salah. Lagipula saya juga bukan orang yang bersih dan jujur pula. Tak mudah memang manjadi orang yang jujur dan bersih. Mata dan hati saya juga mungkin bisa tergoda kala saya di jejali dengan uang 1 milyar.

Itulah beratnya kerja di pemerintahan bagian keuangan yang katanya adalah lahan basah. Saya sendiri termasuk orang yang sering korupsi. Meski korupsi yang saya lakukan tidaklah mencapai milyaran atau ratusan juta. Marilah sebelum kita berkomentar atau menyerang pihak lain, kita berkaca pada diri kita sendiri dulu. Tanyakan pada diri anda sendiri.

Sudah bersihkah anda dari korupsi??

27 maret 2010

PaTLu Itu Fahmi

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak anda di kotak ini. Terima kasih atas kunjungan dan jejaknya.

Related Posts with Thumbnails

Komentar paling Anyar

Search


Kata Mutiara

"Hiduplah sesuka hatimu, bukan sesuka nafsumu."

Empoenya Rumah

Foto saya
Ga ada yang sempurna... Akupun masih jauh dari sempurna... Aku hanya manusia biasa yang juga mempunyai ego, amarah, keinginan, kesalahan,,,dan nafsu...

Penunjuk waktu

Followers

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.

KotaK saling SAPA

Name :
Web URL :
Message :

jumlah pengintip blog